Istilah
'Boyband' ini digunakan untuk suatu grup vokal (vocal group) yang
menyanyikan lagu-lagu Pop. Bentuk kelompok musik/vokal ini sudah
dikenal sejak lama, katakanlah sejak tahun '80-an di Amerika. Contoh
yang mungkin paling mudah diingat di Indonesia adalah grup vokal pria
asal Amerika, Boys II Men dan NKOTB (new kids on the block,
1984-sekarang). Pada masa selanjutnya diiringi kemunculan grup
Westlife, Boyzone, BackstreetBoys, dsb.
Di
Indonesia saat ini ternyata sedang 'diramaikan' grup-grup
boyband/girlband baru asal dalam negeri. Namun kebanyakan dari mereka
'disinyalir' mendapatkan pengaruh dari boyband/girlband asal negara
Asia lainnya seperti Korea dan Jepang.
Apakah ini adalah
sebuah permasalahan sehingga dapat menimbulkan suatu kritik musik?
Ya! Berikut ini adalah review mengenai boyband/girlband Indonesia..
Jika kita membicarakan
suatu grup vokal, maka yang akan kita dapati sebagai pertanyaan
terpenting adalah mengenai: musik apa yang disajikan dan bagaimana
karya mereka disajikan. Definisi dari grup vokal adalah "kelompok
penyanyi yang bernyanyi secara bersama-sama". Prinsip dari
penyajian musik grup vokal adalah "memadukan lebih dari suatu
suara/vokal menjadi sebuah harmoni musik/nyanyian".
Contoh grup vokal
Indonesia juga sebenarnya sudah ada dari semenjak tahun '90-an. Sebut
saja grup AB Three (trio-wanita), Trio Libels (trio-pria), Lingua
(trio-campuran), Elfa's Singers (kwintet-campuran), Warna
(kwintet-campuran), dsb. Saat ini, yang sedang 'naik daun' adalah
grup Smash dan 7Icons, kedua-duanya beranggotakan masing-masing 7
orang personil/penyanyi.
Kita akan sedikit
membahas mengenai teori harmoni grup vokal terlebih dahulu. Hal ini
akan dibahas dengan menempatkan Vocal
Group sebagai
objek utama.
Dimulai dari vokal
duet sampai sekian penyanyi dalam satu grup vokal, semuanya memiliki
'aturan' tersendiri dalam proses menghasilkan harmoni suara vokal.
Intinya adalah memadukan segala perbedaan materi vokal menjadi suatu
harmoni musik. Ada banyak hal yang menjadi acuan dasar
membuat/menyanyikan komposisi grup vokal, diantaranya adalah: Jenis
vokal, karakter vokal dan range
vokal.
Masalahnya adalah
boyband/girlband Indonesia saat ini tidak terlalu memperhatikan
nilai-nilai yang terkandung dalam teori harmoni vokal. Agar lebih
mudah untuk dijelaskan, maka 'masalah' tersebut disampaikan melalui
suatu daftar kecil seperti berikut ini:
1)
Tidak ada perbedaan komposisi melodi
yang cukup kontras untuk memadukan vokal antar penyanyi dalam satu
grup vokal. Mereka
lebih sering (terlalu sering) bernyanyi secara tutti/bersama-sama
dengan prinsip unison
(menyanyikan
pola nada pada jalur melodi yang sama secara bersamaan). Jika hanya
untuk menyanyikan suatu melodi yang sama pada jalur melodi yang sama
pula.. untuk apa lagu tersebut dinyanyikan 'beramai-ramai' bagi satu
grup vokal?
2)
Tidak ada perbedaan karakter
suara/vokal yang cukup kontras untuk memadukan vokal antar penyanyi
dalam satu grup vokal. Mendengarkan
mereka (grup vokal) bernyanyi seperti mendengarkan nyanyian satu
orang penyanyi saja.
3)
Tidak ada teknik aransir yang
mengutamakan estetika harmoni yang cukup variatif, tidak kreatif.
Yang paling utama
adalah masalah pembagian suara. Akan sangat panjang sekali jika
dijelaskan di sini. Sebagai referensi bacaan, silahkan kunjungi
situs-situs internet atau buku-buku mengenai teori harmoni Paduan
Suara.
4)
Tidak menggunakan unsur-unsur keindahan
lirik lagu dan tidak disertai dengan makna yang terlalu berarti dalam
setiap lagu.
Intinya adalah: Materi
boyband/girlband Indonesia saat ini tidak memiliki suatu nilai
musikal yang cukup untuk dikatakan "baik". Mereka hanya
terlihat begitu semangat mempertontonkan gaya menari dan pose-pose
mereka yang seperti model itu untuk difoto. Sebaiknya kita juga
membicarakan nilai seni tari yang mereka sajikan. Tarian-tarian yang
mereka lakukan dapat kita saksikan juga di sekolah-sekolah tingkat
SLTP dan SLTA, pada umumnya dalam event-event Pensi (pentas seni),
acara kelulusan atau bazaar sekolah. Kritik ini tidak mengatakan
karya mereka buruk, namun jika hampir semua grup seni siswa/siswi
SLTP atau SLTA dapat menari sama bagus atau bahkan jauh lebih baik
ketimbang grup vokal yang sudah menjadi selebritis.. bagaimana cara
industri musik Indonesia menentukan standar kualitas bidang seni ini?
dan bagaimana kita semua dapat mengharapkan 'karya Indonesia' yang
seharusnya kita banggakan itu dapat bertahan lama atau bahkan
bersaing dengan budaya asing?
Perbandingan nilai
seni menari tersebut di atas juga berlaku sama dengan cara menilai
kualitas bernyanyi vokal grup boyband/girlband Indonesia saat ini.
Jika ada banyak sekali grup vokal yang dapat bernyanyi lebih baik
dari boyband/girlband populer Indonesia saat ini.. bagaimana para
selibritis itu dapat dikatakan nomor 1 dan begitu layak mendapatkan
segala keuntungan profit mereka.. secara musikal?
Tips untuk para
boyband/girlband Indonesia, bahkan Westlife masih begitu serius
menata komposisi materi musik mereka. Jika kita ingin meniru suatu
budaya asing, tirulah hal-hal yang baiknya dan jangan
setengah-setengah. Jangan hanya gaya mereka saja yang ditiru,
perhatikan segala nilai-nilai musikal yang terkandung didalamnnya.
Perhatikan juga
senior-senior grup vokal Indonesia kita. AB Three, RDS - Rida Sita
Dewi, Warna.. (lih. paragraf 5). Pelajarilah ilmu teori musik mereka,
hal itu bisa jadi adalah hal yang sangat berharga bagi Anda semua.
Materi musik
boyband/girlband tidaklah terlalu memiliki nilai kualitas musikal
yang sebanding dengan kepopuleran mereka. Namun mereka tampaknya
lebih mengutamakan kegiatan tari (dance)
dan pose
modeling,
dan karya-karya mereka lebih cenderung memuat unsur fun
saja
ketimbang kualitas musikal. Dilihat dari sudut pandang sosial,
fenomena banyaknya jumlah penggemar boyband/girlband Indonesia yang
didominasi kaum muda/pelajar, bagi masyarakat Indonesia pada umumnya,
dapat menjadi suatu gambaran bahwa anak-anak muda (pelajar) masa kini
hanya mau fun
saja.
0 komentar:
Posting Komentar